Monday, 11 January 2016

IBUKOTA MENGUJI” KEMATANGAN DAN KEMAPANAN “

Selamat Pagi!!!
                Sudah terlalu lama tidak meluncur di blok, Kurang lebih 7 bulan sudah blog ini tidak saya goresi dengan tulisan sendiri. Dari zaman mahasiswa hingga kini memasuki zaman antah beranta….



                SELAMAT DATANG DUNIA BARU
                Semasa di sekolah menengah saya memiliki impian untuk bisa menempuh pendidikan  di bangku university dan Alhamdulillah impian tersebut dapat terealisasi bahkan dengan banyak bonusnya karena di beri kesempatan menyicipi pendidikan di 3 kampus berbeda dengan durasi yang tak sama (Andalas Univ, IPB, dan Okayama Univ).  dan bangku university pun sudah saya selesaikan pertanggal 21 april tahun 2015.
Dahulunya pada saat masuk dunia kampus melalui ESQ saya di ajarkan tentang bagaimana  caranya merancang masadepan salah satuna dengan menuliskan target yang akan bahakan harus kita capai. Secara jelas dalam selembar kertas yang kini sudah lusuh tertulis “ working in Java & always study” (mungkin dulu terlalu polos ).
                Sebulan sebelum  diwisuda salah perusahaan peternakan di Jawabarat  memutuskan untuk mengajak saya bergabung menjadi bahagian dari perusahaan itu (tapi sayang masih banyak pekerjaan kampus dan izin yang belum terselesaikan). Yang namanya usaha, Satu minggu setelah resmi di wisuda,  Allah menghijabah doa yang di targetkan jauh jauh hari. Salah satu perusahaan yang  banyak orang menilai “perusahan besar denga reputasi terbaik” memanggil  untuk mengikuti serangkaian seleksi.
Kabar ini menjadi pengobat lara pasca seminggu menganggur, saking  semngatnya dan tanpa persiapan saat itu saya langsung terbang menuju kota impian.
***singkat cerita***
Selamat datang dunia kerja dan Ibukota, secara resmi ini bulan ke 6 saya bekerja di kota perkumpulan bnyak orang dari beragam latar belakang. Enam bulan disini saya benar benar di ajarkan bagaimana beragama, beretika, dan mengelola keuangan sendiri. Kota ini benar benar menguji saya dari  tiga hal tersebut. Tapi untung saja saya punya ilmu pamungkas karena bekal ilmu agama dan etika yang saya dapat dari tanah minang walau akhirnya banyak cemoohan yang saya dapatkan karena tetap teguh dengan kebiasaan saya . biarrlah agama dan etika itu tanggung jawab saya dengan Yang Kuasa, sekeras apapun yang menghadang harus tetap saya pertahankan.
Bekerja di daerah “serba ada” ini membuat saya harus lebih jeli dalam mengelola yang namanya uang.. Gubernurnya saja  sudah angkat tangan dan mengakui ini daerah serba mahal.. INI CONTOH
NO
KET
HARGA/BLN
1
Apartemen/Kos  (1,5 jt-3 jt)
1.800.000
2
Makan 20rb-35rb/1 kali makan (sehari 2 kali makan)
1.680.000
3
Trnasportasi (30 rb/hari)
900.000
4
Paket internet dan social media
300.000
5
Kegiatn lain
500.000

Total
Rp. 5.180.000,-

Ini gambaran biaya minimum yang harus dikeluarkan, belum termasuk mebeli kepertluan tertentu dan untuk nongkrong-nongkrongnya. Wajar jika salah satu media menyebut penghasilan minimum untuk menetap di ibukota 7jt…( andai pendapatan sebesar ini saya bawa ke padang, tentu sudah merdeka ).
kondisi ini juga yang mebuat “urang awak “ kebanyakan menjadi pengusaha karena pendapatan tak terbatas.
Salah satu cara untuk bertahan di sisni adalah dengan mengimplementasikan UB=G-TB
KET: UB  uang belanja, G= Gaji, TB= Investasi/tabungan


0 comments:

Post a Comment

Anda ingin menjadi Bahagian dari Perubahan??? login ke Sahabat Kemenangan di bagian atas webblog ini.