Wednesday, 19 February 2014

LAPORAN PRAKTIKUM: TEPUNG KERABANG TELUR DAN TEPUNG TULANG AYAM



LAPORAN PRAKTIKUM

Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan Ternak         Dosen : Ir. B. N. Polii
Praktikum: ke-3                                                                  M.Sriduresta,S.Pt. M.Sc
Tempat: Laboratorium Hasil Ikutan Ternak        Asisten:1.Anugrah Cipta R
Kelompok      :  G2/3                                                               2. Alhidayat                                                                                                              3. Arma Aditya
                                                                                                   4. Fajar Kusuma P
                                                                                                  5. Wiwit Junianto



TEPUNG KERABANG TELUR DAN TEPUNG TULANG AYAM


DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur yang sudah diolah menjadi bahan makanan, cangkang atau kulit telurnya tentu sudah tidak terpakai lagi. Masyarakat umumnya membuang limbah cangkang kulit tersebut tanpa memanfaatkannya terlebih dahulu. Di Indonesia produksi kulit telur akan terus berlimpah selama telur diproduksi di bidang peternakan serta digunakan di restoran, pabrik roti dan mie sebagai bahan baku pembuatan makanan. Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan (2009), produksi telur di Indonesia tahun 2009 sebesar 1.013.543 ton. Kandungan gizi kulit telur yang tak kalah tinggi dari telurnya tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dan phosphor.
Selama ini, potensi limbah kerabang telur dan tulang di Indonesia cukup besar. Namun sayang, potensi tersebut hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan kerabang telur dan tulang kadang menjadi limbah bagi masyarakat. Sehingga potensi kerabang telur cukup besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang khususnya produk yang memiliki nilai guna tinggi. Kerabang telur adalah salah satu dari hasil ikutan industri peternakan unggas, khususnya industri penetasan serta dari industrI pengolahan pangan yang banyak memanfaatkan telur. Kerabang telur banyak mengandung kalsium dan fosfor sehingga setelah ditepungkan dapat dimanfaatkan bahan pakan maupun pangan.
Pemanfaatan kerabang telur salah satunya adalah dengan pembuatan tepung kerabang telur. Pemberian tepung kerabang telur pada pakan ayam petelur dimaksudkan sebagai sumber kalsium untuk ternak khususnya ayam petelur.
Selain kerabang telur, hasil ikutan ternak yang dapat di jadikan tepung adalah tulang. Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah diekstrak gelatinnya. tepung tulang juga merupakan upaya untuk memanfaatkan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan. Produk ini digunakan untuk bahan baku pakan yang merupakan sumber mineral (terutama kalsium).
Prinsip dari pembuatan tepung kerabang dan tepung tulang didasarkan pada proses pengeringan dan penggilingan. Perbedaannya terletak pada cara pembersihan, pengeringan, dan penepungan.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mempelajari teknik pengolahan tepung kerabang telur dan tepung tulang ayam dan sifat organoleptiknya (warna dan tekstur).

TINJAUAN PUSTAKA
Kerabang Telur
Kerabang telur, yang disebut juga cangkang telur terdiri dari empat lapisan, yaitu kutikula, spongiosa (bunga karang), mamilaris dan membran kerabang telur  (Stadelman dan Cotterill 1977). kerabang telur sebagian besar terdiri dari kalsium, yakni kurang lebih 98% kalsium karbonat dan jumlah kecil fosfat serta magnesium. Ratio magnesium dengan kapur akan meningkat secara logaritmik ke arah bagian luar dari kerabang telur dan berhubungan dengan semakin kerasnya kerabang telur(Arka dan Hartawan 1977).
Pemanfaatan kerabang telur salah satunya adalah dengan pembuatan tepung kerabang telur. Pemberian tepung kerabang telur pada pakan ayam petelur dimaksudkan sebagai sumber kalsium akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas dan kekuatan kerabang telur yang dihasilkannya. Kekuatan kerabang telur dipengaruhi oleh ketebalan kerabang dan konsentrasi lapisan pagar yang terdapat dalam lapisan bunga mamilary, sehingga kekuatan kerabang telur dapat dikatakan faktor penentu kualitas kerabang telur. Akan tetapi korelasi antara kekuatan kerabang telur tidak begitu baik dengan ketebalan kerabang telur (Meyer et al. 2003).
Faktor yang mempengaruhi ketebalan kerabang telur adalah faktor keturunan, perubahan musim, temperatur, makanan, umur dan kesehatan ayam. Apabila pada ransum kekurangan mineral kalsium, phosphor, dan vitamin D maka kerabang telur yang dihasilkan akan kurang baik. Kerabang telur yang kurang baik adalah yang tidak rata, tipis seluruhnya, lembek dan kotor. Kesemuanya ini juga dipengaruhi oleh kandungan CaCO3 dalam kerabang telur (Heuser  et al. 1952). Bagian organik dari kerabang telur juga terdiri dari protein asam mucopoly-soccharide kompleks. Beberapa penemuan menyatakan bahwa semakin keras keadaan kerabang telur, maka semakin kecil pula kandungan proteinnya (Sabrani dan Setiyanto 1980).

Tulang Ayam
Tepung tulang rawan mempunyai kandungan protein  7l,93% BK, mineral khususnya kalsium 3,14%, dan fosfor 1,86%. Tepung tulang rawan dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk pengolahan pangan lain dengan harapan dapat meningkatkan nilai gizi dari suatu produk pangan (Hardianto 2002). Pengolahan tulang rawan menjadi tepung dapat mempertahankan kandungan gizi di dalamnya (Agustin et al. 2003).
Mineral merupakan mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh ayam, 99% ditemukan pada tulang ayam,setelah kalsium fosfor adalah mineral kedua yang terbanyak dalam tubuh ayam, 80% terdapat pada tulang dan 20% tersebar pada bagian tubuh yang lain. Ketersedian mineral ini dipengaruhi oleh kadarnya dalam ransum, kandungan vitamin D3  yang cukup dan dipengaruhi juga oleh umur ayam. Pembentukan kerabang membutuhkan kadar kalsium yang tinggi, sehingga apabila kekurangan kalsium maka ayam akan kelihatan seperti lumpuh(Widjaja dan Haerudin 2006).

Penggeringan
        Metode yang dipergunakan dalam prosesing limbah kerabang telur untuk pakan ayam petelur, adalah diawali dengan perendaman kerabang telur dengan air panas 800 celcius selama 15-30 menit, dibersihkan, setelah itu lalu dikeringkan. Kemudian direndam lagi menggunakan asam fosfat dengan beberapa konsentrasi, setelah itu dibuat tepung. Setelah jadi tepung, kemudian dicampur dengan bahan baku pakan lain seperti jagung giling, bekatul, bungkil kedelai dan lain-lain (Yuwanta 2010).

Penggilingan
Penggilingan bahan adalah proses memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced material) untuk mempermudah kegiatan prosesing dan mempercepat proses penggilingan. Manfaat penggilingan adalah menghaluskan bahan baku, mempermudah penanganan bahan baku, membantu proses pencampuran bahan baku yang berbeda, mengefisienkan bentuk karena ukuran partikel lebih kecil ( Pfost 1976).

Pembuatan Tepung Kerabang Telur
Metode yang dipergunakan dalam prosesing limbah kerabang telur untuk pakan ayam petelur, adalah diawali dengan perendaman kerabang telur dengan air panas 80oC selama 15-30 menit, dibersihkan, setelah itu lalu dikeringkan. Kemudian direndam lagi menggunakan asam fosfat dengan beberapa konsentrasi, setelah itu dibuat tepung. Setelah jadi tepung, kemudian dicampur dengan bahan baku pakan lain seperti jagung giling, bekatul, bungkil kedelai dan lain-lain (Yuwanta 2010).

Pembuatan Tepung Tulang Ayam
Pengeringan dan penggilingan merupakan prinsip pembuatan tepung tulang. Tulang diperlakukan seperti apa yang dilakukan pada pembuatan gelatin. Setelah gelatin diekstraksi, tulang dikelurakan dari wadah perendaman, kemudian dijemur sampai kering. Setelah itu pengeringan tulang dilanjutkan dengan menggunakan alat pengering agar kadar air bisa mencapai di bawah 5%. Pengeringan dapat dilakukan sampai suhu 1000C. Tulang yang telah kering ini selanjutnya digiling sampai kehalusan 80 mesh. Biasanya rendemen tepung tulang adalah 70% yang dihitung dari berat tulang (www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/.../tepung_tulang.pdf ).

Tepung Kerabang Telur
Pemanfaatan kerabang telur salah satunya adalah dengan pembuatan tepung kerabang telur. Pemberian tepung kerabang telur pada pakan ayam petelur dimaksudkan sebagai sumber kalsium akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas dan kekuatan kerabang telur yang dihasilkannya. Kekuatan kerabang telur dipengaruhi oleh ketebalan kerabang dan konsentrasi lapisan pagar yang terdapat dalam lapisan bunga mamilary, sehingga kekuatan kerabang telur dapat dikatakan faktor penentu kualitas kerabang telur. Akan tetapi korelasi antara kekuatan kerabang telur tidak begitu baik dengan ketebalan kerabang telur (Meyer et al. 2003).

Tepung Tulang Ayam
Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah di ekstrak gelatinnya. Produk ini di gunakan sebagai bahan baku pakan yang merupakan sumber mineral (terutama kalsium) dan sedikit asam amino. Pembuatan tepung tulang juga untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya di buang di rumah pemotongan hewan (www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/.../tepung_tulang.pdf).

Uji Mutu Hedonik

Menurut Winarno (2002), tujuan dari uji hedonik atau uji kesukaan yaitu untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat mutu secara umum, misalnya, warna, dan tekstur. Panel hedonik menyangkut aseptabilitas komoditi oleh masyarakat, oleh karena itu anggota panel harus dapat mewakili masyarakat. Sifat hedonic yaitu tanggapan berupa reaksi psikologik (suka atau tidak suka) setelah seseorang mengenali sifat organoleptik yang ditangkapnya dari produk yang dinilai.

METODE
Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini alat penggilingan tepung, timbangan dan oven, sedangkan bahan yang digunakan adalah tulang ayam dan kerabang telur yang telah bersih dan dikeringkan.

Posedur kerja
Kerabang telur dan tulang ayam dibersihkan  dan di keringkan pada sianr matahari atau pada oven. Kerabang dan tulang yang telah kering ditimbang (sebagai bobot awal / V1) kemudian digiling  ke alat penggilingan tepung. Hasil gilingan berupa tepung ditimbangan kembali, setelah itu hasil sisa penggilingan diayak dan ditimbang kembali. Tepung yang halus dan hasil dari pengayakkan di timbang (bobot akhir / V2). Sedangkan untuk sisa hasil penggilingan yang masih kasar (V3), dapat di hitung dengan cara V3= V1-V2. Kemudaian dapat dihitung randemen keduanya. Perhitungan rendemen dilakukan dengan rumus:
Rendemen I = bobot akhir  V1 x 100% 
                              bobot awal V2

Rendemen II = bobot akhir  V1 x 100%
       bobot awal V3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penggilingan dan penimbangan tepung kerabang telur, diperoleh data satu kelas, di dapatkan data hasil pengujian organoleptik sebagai berikut:
Tabel 1. Rekap Data Rataan Mutu Hedonik (Warna) Tepung Kerabang dan Tepung Tulang
Warna
Jumlah Panelis
Tepung Kerabang
Tepung Tulang Ayam
Sangat putih
Putih
Putih coklat
Coklat
Sangat coklat
-
3
45
3
-
-
1
38
13
-

Tabel 2. Rekap Data Rataan Mutu Hedonik (Tekstur) Tepung Kerabang dan Tepung Tulang Ayam
Warna
Jumlah Panelis
Tepung Kerabang
Tepung Tulang Ayam
Sangat halus
Halus
Agak kasar
Kasar
Sangat kasar
-
8
39
4
-
-
21
23
7
-

Tabel 3. Rataan Randemen Tepung Kerabang dan Tepung Tulang Ayam
Tepung
Rataan
Randemen I (%)
Randemen II (%)
Kerabang Telur
Tulang Ayam
90,47
59,38
82,98
52,79

Pembahasan
Tepung kerabang telur merupakan limbah telur yang masih mengandung kalsium tinggi yang di olah menjadi tepung yang bisa di manfaatkan sebagai produk pakan. Tepung kerabang telur banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan atau fortifikasi dalam suatu produk pangan untuk meningkatkan nilai gizi produk tersebut, khususnya kalsium. Tepung kerabang telur dapat dimanfaatkan sebagai pakan, pemberian tepung kerabang telur pada pakan ayam petelur sebagai sumber kalsium menurut Meyer et al, 1973 memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekuatan kerabang telur yang dihasilkannya. Kekuatan kerabang telur dipengaruhi oleh ketebalan kerabang dan konsentrasi lapisan pagar yang terdapat dalam lapisan bunga mamilary, sehingga kekuatan kerabang telur dapat dikatakan faktor penentu kualitas kerabang telur. Akan tetapi korelasi antara kekuatan kerabang telur tidak begitu baik dengan ketebalan kerabang telur.
Proses uatama pembuatan tepung kerabang dan tulang ayam ini adalah pembersihan telur dan tulang, setelah bersih maka tulang dan kerabang ini di keringkan.Tulang ayam dan kerabang telur yang telah bersih dan kering ditimbang bertujuan sebagai bobot awal ( V1 ). Kemudian digiling dengan alat penggilingan tepung. Hasil gilingan dilakukan penimbangan kembali, setelah itu hasil gilingan diayak dan ditimbang kembali ( V2 ). Selanjutnya dimasukkan ke wadah dan diberi label. Perhitungan rendemen dilakukan dengan membandingkan bobot akhir dan bobot awal. Penggilingan bahan bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced material) dimaksudkan selain untuk mempermudah kegiatan prosesing juga untuk memperoleh ukuran partikel bahan yang dikehendaki agar mudah dikonsumsi. Manfaat penggilingan menurut Pfost (1976) adalah menghaluskan bahan baku, mempermudah penanganan bahan baku, membantu proses pencampuran bahan baku yang berbeda, mengefisienkan bentuk karena ukuran partikel lebih kecil sehingga mudah tercerna oleh ternak.
Pada pratikum ini sampel yang di gunakan dalam pembuatan tepung kerabang ini menggunakan kerabang sebanyak  500 gram yang di jadikan sebagai bobot awal ( V1 ). Setelah digiling, bentuknya belum seragam semua,ada yang sudah halus dan ada yang masih kasar, sehingga perlu diayak kembali. Hasil ayakan dan tepung mempunyai perbandingan bobot akhir yang cukup berbeda dengan bobot awal , didapatkan tepung telur sebanyak 315 gram (V2). Sehingga dari hasil ini bisa dihitung randemen dari tepung kerabang ini:

Randemen tepung/ V2 = (V2 :V1) x 100%
                                    = (315:500) x 100%
                                    =  63%

Dari perhitunagn ini menunjukkan bahwa perbandingan bobot akhir yaitu setelah digiling cukup jauh berbeda dengan bobot kerabang sebelum digiling. Kemudian ketika dilakukan pengayakan dan ditimbang kembali, hasil yang didapat berkisar adalah 63%  hal ini menunjukkan bahwa ketika, namun masih lebih baik karena hasil di atas 50%.
Berdasarkan hasil penggilingan dan penimbangan tepung tulang ayam, hasil rendemen setelah digiling sekitar 59%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa untuk tepung tulang ayam, hasil randemen tepungnya lebih rendah dibandingkan dengan kerabang telur. Begitupun saat penggilingan, hasil yang didapat tidak sebagus penggilingan kerabang telur, hal ini dapat terjadi karena kekuatan atau tingkat keras kerabang telur lebih rendah dibanding tulang ayam.
Tepung tulang dan tepung kerabang telur ini mempunyai struktur yang hampir sama, kedua tepung mempunyai tekstur yang sama-sama halus. Sedangkan pada warna terdapat perbedaan warna, pada tepung tulang mempunyai warna putih. sedangkan pada tepung kerabang telur mempunyai warna putih coklat, hal ini disebabkan karena warna kerang telur yang berwarna coklat dan juga terdapat tepung yang berukuran lebih besar karena proses pengayakan, sehingga warnanya terlihat jelas berwarna coklat.
Kandungan yang terkandung dalam kerabang telur yaitu kalsium, yakni kurang lebih 98% kalsium karbonat dan jumlah kecil fosfat serta magnesium. Ratio magnesium dengan kapur akan meningkat secara logaritmik ke arah bagian luar dari kerabang telur dan berhubungan dengan semakin kerasnya kerabang telur. Bagian organik dari kerabang telur juga terdiri dari protein asam mucopoly-soccharide kompleks. Beberapa penemuan menyatakan bahwa semakin keras keadaan kerabang telur, maka semakin kecil pula kandungan proteinnya (Sabrani dan Setiyanto, 1980). Sedangkan tulang ayam memiliki kandungan protein 7l,93% BK, mineral khususnya kalsium 3,14%, dan fosfor 1,86%. (Hardianto, 2002).
Tepung dari kedua bahan ini bisa menjadi produk dasar dan juga bahan baku dalam pembuatan berbagai produk di bidang industry. tepung kerabang dan tepung tulang ini mempunyai kandungan kalsium dan posfor yang bisa menjadi sumber nutrisi bagi manusia ataupun ternak, sehingga tepung kerabang dan tepung tulang ini bisa di olah kembali sebagai pangan dan juga pakan untuk ternak, terutama untuk ayam petelur.
Kelebihan dilakukan proses penggilingan menjadi tepung bertujuan untuk memperkecil luas permukaan dari kerabng telur dan tulang ini, sehingga dengan ukuran partikel yang kecil ini akan mudah tercerna dalam sistem pencernaan. Kelebihan lain, jika di buat menjadi tepung, akan menjadi bahan dasar dalam produnk olahan selanjutnya dan mudah untuk diolah. Pengolahan lanjutan dari tepung ini untuk pakan bisa di olah dalam bentuk lain, seperti pellet.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pratikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan bobot akhir penggilingan kerabang telur berupa telur yang ditambahkan hasil dari ayakan sisa penggilingan tidak jauh berbeda dengan bobot kerabang sebelum di giling. Hasil randemen menunjukan hasil yang didapat berkisar adalah 63%  hal ini menunjukkan bahwa ketika, namun masih lebih baik karena hasil di atas 50%. Pada tepung tulang ayam, hasil rendemen setelah digiling presentase perbandingan bobot akhir tepung tulang lebih rendah dibandingkan dengan kerabang telur. Begitupun saat penayakan, hasil yang didapat tidak sebagus kerabang telur


DAFTAR PUSTAKA
Arka dan Hartawan. 1977. Mutu telur ayam kampung di pasar kota Denpasar. Dalam Prosiding Seminar Pertama Ilmu dan Industri Perunggasan. Cisarua, Bogor.
Biro Pusat Statistik. 2003. Statistik Peternakan. Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Hardianto, V.  2002. Pembuatan tepung tulang rawan ayam pedaging menggunakan pengering drum (drum  dym)  dengan  penambahan  bahan  pemutih  (bleaching  agent).  Skripsi.  Fakuitas Petemakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Heuser, G.F., T.O. Hall, and T. Bruckner. 1952 Poultry Management. 3rd Edit. R. W. Grebory. Lippicont.
Hintono, A. 1984. Prinsip Pengawetan Telur. Buletin Poultry Indonesia. Nomor 2: 15–16.
Meyer, R., R.C. Baker and M.L. Scott. 1973. Effects of hen egg shell and other calcium sources upon egg shell strength and ultrastructure. J. Poultry Sci. 62 : 2227 - 29.
Pfost, H.B. 1976. Grinding and Rolling. Kansas State University. In Feed Manufacturing Technology.
Sabrani, M. dan H. Setiyanto. 1980. Proses yang terjadi dalam telur selama penyimpanan. Jurnal Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor. 12: 6 – 7.
Stadelman, W.J. and Cotterill O.J. 1977. Egg Science and Technology. The Avi Publishing Co., Inc., Westport, Connecticut.
Tarwiyah, Kemal. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat
Walton, H. V., O.J. Cotteril dan M. Vandepopuliere. 1973. Composition of shell waste from egg breaking plants. J. Poultry Sci. 52 : 1836-1841.
Yuwanta, Tri. 2010. Pemanfaatan Kerabang Telur. Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

0 comments:

Post a Comment

Anda ingin menjadi Bahagian dari Perubahan??? login ke Sahabat Kemenangan di bagian atas webblog ini.