Wednesday, 7 January 2015

Sumatera Barat Butuh Pengembangan Ternak Kerbau

Oleh: Yoppy Mairizon RS

Swasembada Daging Indonesia yang di targetkan tercapai di tahun 2014 memang belum tercapai, hal iniberarti meninggalkan tugas besar untuk segera di selesaikan di pemerintahan baru yang akan di mulai di penghujung tahun ini.  Jika dilihat dari sejumlah hal banyak hal yang mendasar gagalnya target swasebada daging tercapai. Salah satu faktornya adalah semakin tinggnya permintaan masyarakat akan  daging. Meningkatnya kesejahteraan  masyarakat di Sumatera Barat berkorelasi positif dengan permintaan akan produk peternakan, hal ini didasari  semakin sadar dan pedulinya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Sub sector peternakan merupakan  bahagian  dari pertanian dikarenakan keduanya menjadi bagian dari program Pembangunan Nasional.  Sub sector peternakan memiliki peranan yang strategis  dalam  menyediakan sumber pangan , sumber energy dan sumber pendukung lainnya sehingga berpengaruh  pada kemajuan  kesejahteraan  melalui peningkatan perkonomian  dan pembangunan  sumberdaya manusia.

Di Sumatera Barat sendiri, selain memiliki sapi pesisir sebagai sapi lokal penghasil daging, juga memiliki kerbau untuk dikembangkan sebagai penghasil daging. Ternak kerbau dilirik sebagai salah satu ternak yang dijadikan pengembangan PSDSK karena kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan daging, selain itu ternak kerbau juga memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik dibandingkan sapi. Namun sangat disayangkan, menurut Suhubdy (2005) angka kontribusi ternak kerbau masih sangat kecil terhadap daging yakni hanya sebesar 1,93% dibandingkan dengan kontribusi sapi sebesar 22%, namun jika dilihat kenyataan dilapangan misalnya transaksi ditingkat pasar tradisional konsumen tidak dapat membedakan antara daging sapi dengan daging kerbau, para pedagang memanfaatkan situasi ini untuk mencampur daging kerbau dan daging sapi.

Di Sumatera barat, selain Kabupaten Agam juga memiliki  memiliki daerah yang dijadikan wilayah sentra pengembangan ternak kerbau, yaitunya Kabupaten Pasaman Timur. Di wilayah tersebut  pada tahun 2007 terdapat 2.581 ekor ternak kerbau dan pada tahun 2012  menjadi 2464. Terjadi penurunan  populasi ternak kerbau dalam kurun waktu lima tahun sebesar 4,75. Hal ini menjadi permasalahan yang harus kita selesaikan untuk mengembangkan ternak kerbau  dan dijadikan penghasil daging untuk memenuhi kebutuhan daging yang setiap waktu menunjukkan peningkatan. []

Penulis merupakan tim Adhoc Swasembada Daging ISMAPETI, dan juga Mahasiswa Peternakan Unand.
- See more at: http://www.acehxpress.com/2014/10/sumatera-barat-butuh-pengembangan.html#sthash.OFZSbjqR.dpuf

0 comments:

Post a Comment

Anda ingin menjadi Bahagian dari Perubahan??? login ke Sahabat Kemenangan di bagian atas webblog ini.