Sunday 5 April 2015

Inovasi Akar Rumput Sebagai Sumber Penanggulangan Kemiskinan

Persoalan kesenjangan (rasio gini 0,41) dan tingginya angka masyarakat miskin Indonesia yang mencapai 11,25 persen menjadi permasalahan yang sulit diatasi. Percepatan pengembangan dianggap menjadi langkah yang tepat, salah satunya melalui inovasi akar rumput. Terkait hal tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Honey Bee Network (HBN), National Innovation Foundation (NIF) akan menyelenggarakan diskusi publik “Mendukung dan Menguatkan Peran Masyarakat sebagai Sumber Inovasi: Belajar dari India” pada 31 Maret 2015. Kegiatan ini akan menghadirkan narasumber ahli inovasi akar rumput India sekaligus pendiri HBN, Prof. Anil K. Gupta.
Jakarta, 30 Maret 2015. Konferensi dunia tentang inovasi akar rumput di Ahmedabad, India pada Januari 2015 lalu mencatat keberhasilan India dalam menelusuri, mendokumentasikan, melindungi dan mempromosikan serta memasarkan secara global inovasi-inovasi yang berasal dari masyarakat. “India telah menunjukkan tata kelola inovasi akar rumput yang ideal dan patut dicontoh,” ungkap Kepala LIPI, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain.
Menurut Iskandar, Indonesia selama ini masih belum sepenuhnya menggali, menghargai, dan melindungi berbagai inovasi yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa. “Kita perlu memberi perhatian lebih dan banyak berbenah dalam hal ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala LIPI Dr. Akmadi Abbas mengatakan bahwa melalui moda pikir tersebut masyarakat ditempatkan sebagai pemeran aktif dalam pencapaian visi pembangunan jangka panjang Indonesia. “LIPI sebagai institusi yang berkaitan dengan inovasi di Indonesia harus mengambil peran strategis dalam hal ini,” lanjut Akmadi.
Ahli inovasi akar rumput asal India, Prof. Anil K. Gupta yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa lahirnya Grassroot Innovation (GRI) sendiri tidak jauh dari pemikiran dan gerakan besar Mahatma Gandhi yang berhasil dikembangkan dalam isu kontemporer. “Dengan semangat Gandhian, inovasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah riil yang dihadapi, egalitarianism, keterbukaan, serta pembelaan terhadap yang lemah,” tukasnya. Selain itu, lanjut Anil, inovasi akar rumput juga menekankan kepada keselarasan dan penghormatan pada alam dalam setiap produk dan wacana yang dimunculkan.
Sebagai informasi, Anil sendiri merupakan pediri HBN. Network ini merupakan wadah bagi pemikir-pemikir individu, inovator, petani, ulama, akademisi, pembuat kebijakan, pengusaha dan organisasi non-pemerintah (LSM). Saat ini, HBN telah hadir di lebih dari tujuh puluh lima negara dengan filosofi ide yang otentik untuk mendukung inovasi akar rumput.
Diskusi publik tekait inovasi akar rumput ini akan digelar pada Selasa, 31 Maret 2015 di ruang seminar Gd. Widya Graha LIPI lt.1 mulai pada pukul 08.30 WIB. Diskusi ini juga akan diikuti dengan deklarasi bersama untuk mendukung dan menguatkan inovasi akar rumput di Indonesia melalui berbagai aktivitas kerja sama lintas sektoral. Kegiatan ini akan dihadiri oleh perwakilan berbagai instansi pemerintah, universitas, bappeda, swasta serta LSM.
Keterangan Lebih Lanjut:
- Nur Tri Aries Suestiningtyas, MA (Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI)
- Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, M.Sc, IPM (Kepala UPT Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI)
Note/Undangan:- Siaran Pers ini sekaligus UNDANGAN bagi rekan media untuk menghadiri Diskusi Publik “Mendukung dan Menguatkan Peran Masyarakat sebagai Sumber Inovasi: Belajar dari India” pada Selasa, 31 Maret 2015 di ruang seminar Gd. Widya Graha LIPI lt.1, jl. Gatot Subroto 10, Jakarta pukul 08.30 WIB - selesai.
Penulis : msi
Editor : isr

0 comments:

Post a Comment

Anda ingin menjadi Bahagian dari Perubahan??? login ke Sahabat Kemenangan di bagian atas webblog ini.