Dadih,
Pangan Tradisional Minangkabau Bernilai Gizi Tinggi
Yoppy
Mairizon R.S
Ilmu
Peternakan
Universitas
Andalas / CE IPB
(Dimuat di majalah Emulsi ED 17 IPB*)
Dadih, mungkin sebagian besar dari kita sudah mengenal pangan yang
merupakan produk asal Sumatera Barat. Dadih yang selama ini kita kenal adalah
produk dari susu kerbau yang difermentasi, sejumlah orang berpendapat dadih
mirip dengan yogurt. Pendapat tersebut bisa dikatakan benar karena yogurt juga
merupakan hasil dari fermentasi susu. Namun dalam beberapa hal terdapat
perbedaan dadih dengan yogurt yang kita kenal hari ini.
Salah
satu perbedaan tersebut terletak dari proses pengolahan. Dadih diolah secara
tradisional oleh masyarakat di Minangkabau atau dengan katalain dadih di
fermentasi secara alami yang berbahan baku susu kerbau dalam wadah bambu.
Pembuatan dadih sangat sederhana setelah susu kerbau di perah disaring dan di
tuang kedalam tabung bambu, kemudian di tutup dengan daun pisang. Dadih yang
sudah di tutup dengan daun pisang selanjutnya di diamkan selama dua hari pada
suhu ruangan.
Penggunaan
bambu sebagai wadah tempat penyimpanan susu ini sangat berpengaruh terhadap
mutu dadih, hal ini juga pernah dinyatakan Sayuti (1993) dadih yang dibuat dari
bambu betung akan bewarna putih seperti susu dengan tekstur yang licin, jika
menggunakan bambu buluh maka dadih yang dihasilkan bewarna kuning gading dengan
tekstur kasar. Selain itu penggunaan buluh atau
betung juga akan mempengaruhi kadar lemak. Mutu dadih juga di pengaruhi
oleh jenis kerbau dan umurnya. Pembuatan dadih sangat tergantung pada musim,
hal inilah yang akan berdampak pada pertumbuhan mikroorganisme dari susu yang
difermentasi.
Di minangkabau
dadih merupakan simbol untuk ungkapan perasaan dari seorang keluarga kepada
tamu. Selain itu dadih juga dijadikan makanan yang dapat di konsumsi langsung
dan menjadi pencampur makanan. Biasanya masyarakat di minangkabau yang
mengkonsumsi dadih secara langsung
menyebutnya sebagai lauk. Tidak hanya itu, dadih dapat diolah menjadi
makanan yang tidak kalah enaknya dibandingkan makanan lain, salah satu makanan
olahan dari dadih yang paling di minati masyarakat di Sumatera Barat adalah
emping dadih. Emping dadih diolah dengan mencampurkan dadih, emping, dan gula
merah. Dadih dapat dikonsumsi oleh semua orang tanpa ada batasan usia.
Selain
rasanya yang enak ternyata dadih juga memiliki kandungan gizi yang bisa
dikatakan lengkap. Jika kita ulur kembali kedepan, dadih merupakan olahan yang
terbuat dari susu kerbau yang memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral. Kandungan gizi dadih tidak kalah dibandingkan jika mengkonsumsi
susunya saja, jika dadih disimpan selama 2-3 hari dalam wadah bambu betung maka
persentasi kandungan lemaknya sebesar 10,82%, karbohidrat 7,7%, protein 10,27,
vitamin C 0,12% dan kandungan mineral lainnya. Selain factor wadahnya, ternyata
kandungan yang terdapat dalam dadih juga dapat dipengaruhi oleh seberapa lama
kita melakukan penyimpanan. Dadih juga mengandung bakteri probiotik anti
mikroba jahat, manfaat lain dari mengkonsumsi dadih seperti dadih dapat
meningkatkan sistim imun pada saluran pencernaan, menurun kadar kolesterol
darah, dadih dapat menekan perkembangan sel tumor. Tidak salah jika dadih memiliki konsumen yang banyak, bukan hanya karena
rasanya namun juga manfaat kesehatan yang didapat konsumen.
0 comments:
Post a Comment
Anda ingin menjadi Bahagian dari Perubahan??? login ke Sahabat Kemenangan di bagian atas webblog ini.